

Konsolidasi Rakyat Aceh
Periode III (April 1874 - Juni 1878)
“Jendral Pel menggantikan posisi Jan Van Swieten di Aceh. Teuku Imeum Lueng Bata dan Teuku Chi Lam Nga melakukan pemberontakan di Meurasa tapi terkalahkan oleh Belanda. Pada masa ini ada beberapa daerah di Aceh yang ‘berdamai’ dengan Belanda supaya dapat berdagang. Pel menutup akses rakyat Aceh dari luar negeri, tapi mereka tetap lihai menyusup. Habib Abdurrahman Zahir datang kembali ke Aceh dan bertemu Teungku di Tiro, kolaborasi dua pejuang hebat. Hikayat Perang Sabil banyak tersebar. Teks ajakan untuk berperang tersebar melalui pendekatan Agamis. Belanda disisi lain juga menerima pasukan tambahan dari Jawa. J. W. Van Lansberg, gubernur Jendral Hindia Belanda melakukan kunjungan sambil berusaha mengambil hati rakyat Aceh dengan melakukan pembangunan kembali terhadap Masjid Raya. Saat ini Belanda masih menguasai Aceh besar, sedangkan pemimpin-pemimpin Aceh aktif memperkuat diri di pesisir luar Aceh besar. Mereka mempersiapkan perbekalan perang secara diam-diam disitu. Kekuasaan Belanda atas Aceh hanya di atas nama saja."