top of page

“20 November 1873, Belanda memberangkatkan pasukan baru dari Jawa, dengan kekuatan dua kali lipat dari sebelumnya. Belanda dipimpin oleh Letnan Jendral Van Swieten. Pasukan Aceh dipimpin oleh Tuanku Hasyim Bangka Muda, Panglima Polem, Teuku Imeum Luang Bata, Teuku Nanta Setia, dan Raja Pidie. Delapan hari pertama pasukan Aceh berhasil bertahan namun kemudian pertahanan rakyat Aceh gagal, masjid raya jatuh ke tangan Belanda. Wabah kolera tersebar di mana-mana menyerang kedua belah pihak. Sultan Mahmud Syah, Panglima Polem, Raja Pidie, dan Teuku Imeum Luang Bata menyingkir ke Perbukitan Lueng Bata. Sultan meninggal pada 29 Januari 1874 karena kolera. Belanda mengambil alih keraton. 31 Januari 1874 Letjen Van Swieten menyatakan,“Pemerintah Hindia Belanda telah menggantikan kedudukan Sultan dan menempatkan daerah Aceh Besar menjadi milik pemerintah Hindia Belanda”. Rakyat Aceh kembali berkumpul dan menyusun strategi baru. Bagi Rakyat Aceh, perang belum selesai. “

 

Kemenangan Sementara

Periode II (9 Desember 1973 - 24 Januari 1874) 

© 2016 by feby elsadiora.

Peranan Desain Komunikasi Visual dalam

Perancangan Diorama Perang Aceh

di Jaman Kolonial Belanda

bottom of page